Tanaman Obat Tawarkan Potensi Keuntungan

Perdagangan tumbuhan obat telah merambah hingga mancanegara. Melihat potensi yang ada, Indonesia memiliki peluang

untuk ekspor bahan rempah dan herbal ke Uni Eropa. Jika Indonesia berniat untuk melakukan ekspor rempah dan herbal ke Uni Eropa, setidaknya beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah aspek kontinuitas, kandungan bahan aktif bahan baku tumbuhan obat serta kebijakan yang sesuai.

Aspek kontinuitas bahan baku dengan kebiasaan petani saat ini lebih besar (78%) melakukan pemungutan langsung dari alam dibandingkan budidaya akan mendatangkan masalah pada semakin berkurangnya supply tumbuhan obat. Hal ini akanmendorong pada meningkatnya kelangkaan bahkan kepunahan sumberdaya genetik tumbuhan berkhasiat obat. Sementara itu, budidaya tumbuhan obat pada lahan pertanian umumnya belum dapat menghasilkan kandungan aktif tumbuhan obat yang sama bila tumbuhan obat tersebut dipanen langsung dari hutan.


Oleh sebab itu diperlukan adanya penelitian lanjutan dan kebijakan yang sesuai mengenai hal-tersebut. Untuk menghasilkan pemahaman yang sama mengenai permasalahan-permasalahan terkait pengelolaan tanaman obat Indonesia maka diperlukan adanya tukar menukar informasi (sharing) dan sinergitas antar pemangkukepentingan mengingat tumbuhan obat telah menjadi isu yang sangat strategis di Indonesia.

Indonesia sendiri memiliki potensi pendapatan dari keanekaragaman hayati sebesar 1 triliun dollar AS. Pemerintah harus serius menggarap potensi ini dengan mengambil bibit tanaman obat dari kawasan hutan untuk dibudayakan masyarakat.

Potensi pendapatan itu berasal dari nilai rata-rata tanaman obat di hutan tropis dikalikan kawasan hutan seluas 75,9 juta hektar dengan nilai keanekaragaman hayati global 13.278 dollar AS per hektar per tahun.

Saat ini, perdagangan tanaman obat dan rempah nasional baru menghasilkan devisa rata-rata 300 juta dollar AS per tahun. Nilai ini masih berpeluang ditingkatkan apabila pemerintah lebih seriusmendaftarkan tanaman obat tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Salah satu tanaman obat yang sangat diminati pasar adalah dragon blood (getah jernang) yang banyak terdapat di kawasan hutan Gunung Leuser di Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Kalimantan. Bahan baku Bahan baku produk kesehatan itu bernilai Rp 800.000 per kilogram di pasaran.

Walau getah jernang merupakan produk asli Indonesia, produk tersebut telah banyak dipasarkan oleh Singapura, yang juga telah mematenkannya dengan merek Lion. Kondisi serupa juga terjadi pada tanaman obatpasak bumi asal Kalimantan. Akibat kelalaian Indonesia, Malaysia telah memiliki hak paten pasak bumi dan memproduksinya.

2 komentar:

  1. Hi,
    Do you selling Getah Jernang ( Dragon`s Blood) ? My factor can buy 500-2000kg per month . if you are supplying it ,please contact me anytime .
    Best Regards
    Sean
    +65 81754357
    Email:seangao61@gmail.com
    Kakao Talk ID: HooplaHa
    Skype ID:seanchapter
    CNTIC MEDICAL TRADING CO,.LTD

    BalasHapus
  2. Halo,

    Akuisisi jangka panjang kami bubuk farmasi dan masif Getah Jernang, membutuhkan lebih dari 500 kg per bulan, jika kualitas kerja sama jangka panjang yang baik di beberapa pembelian. Harga yang lebih baik. Jika tempat Jernang perlu menjual pabrik kami, jangan ragu untuk menghubungi saya. Terima kasih.


    Hi,

    Do you selling Getah Jernang resin form or powder form ( Dragon`s Blood ) ? My factory can buy 500kg ever month with good price (It`s depends on your product quality); Please contact me anytime; thanks.

    Sean
    (+65) 81754357
    BBM PIN: 7E47C3CA/ 74DD3A28
    Email: cnticmedical@gmail.com
    Kakao Talk ID: HooplaHa / Line ID : hooplaha
    Skype ID: seanchapter
    CNTIC MEDICAL CO, .LTD

    BalasHapus